Lucunya Kisah
Aceng
“Aceng Gondok”, itulah ungkapan yang tepat
bagi Aceng di harian Sindo 19/12. Di dalam harian itu diantaranya mengenai
tentang pelengseran Aceng dari jabatannya karena kasus pernikahaan kilatnya
dengan Fani Oktora. Banyak pihak yang menghakimi Aceng, bahkan Presiden
Republik Indonesia pun ikut menyuarakan Sindiran yang berupa nasehat dalam
acara Puncak hari Ibu ke – 84 di Jakarta yang isinya “laki – laki wajib
menghormati dan memuliakan kaum perempuan. Dan dengan demikian kaum perempuan
akan menghormati dan memuliakan kaum laki – laki.” Ucap SBY. Ya, hal ini
sebagai bukti bahwa efek media berimbas juga pada emosional Presiden.
Media hanya membuat
para konsumennya emosi dengan Informasi. Coba andaikan ada beberapa pihak yang
menelusuri latar belakang dari kasus ini. Saya hanya mengungkap sebagian kecil
mengenai kehidupan di Garut, di Garut itu layaknya seperti kehidupan di Kawasan
Puncak Bogor. Eksploitasi kehidupan wanita disana sangat deras, banyak orang
tua yang memilih mengawinkan anak
perempuannya di usia yang masih terbilang cukup muda, jika sudah menikah si
anak perempuan itu akan di urusi sang suami, dan tidak bekerja sebagai Wanita
tunasusila kasarnya. Nah, Aceng disini hadir Menikahi Fani Oktora di setujui
kedua orang tua Fani. Dengan harapan, anak perempuannya tidak bekerja sebagai
Wanita tunasusila di daerahnya karena tuntutan ekonomi. Jika pada nantinya,
Aceng akan menceraikan anak perempuannya, paling tidak mantan istri dari
seorang pejabat tidaklah pantas jika di pekerjakan sebagai seorang wanita
tunasusila. Mungkin di daerahnya Fani bisa menjadi lebih bermartabat karena hal
ini, pikir orangtuanya.
Yang di permasalahkan, mengenai jabatan
aceng sebagai seorang Bupati, seharusnya memberikan contoh yang baik itu bukan
dengan cara menikahi perempuan – perempuan desa, melainkan berlaku baik dengan
cara mengusahakan bagaimana sumber daya Manusia dapat memiliki lapangan
pekerjaan yang layak khususnya bagi perempuan. Pantaslah Aceng akan di
lengserkan dari jabatannya, karena, Aceng dinilai GAGAL di mata saya dalam
mensejahterakan kehidupan masyarakat garut yang ingin terbebas dari belenggu
kehidupan hitam bagi generasi – generasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah..... karena Indonesia demokrasi...