Sabtu, 05 Januari 2013

Kisah memilukan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia





Kisah memilukan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia kembali terulang. Seorang TKI bernama Sakka kembali ke kampung halamannya karena tak digaji majikannya setelah 12 tahun bekerja.

"Karena tidak pernah digaji, dan sering mendapatkan perlakuan kasar melalui tukang pukul yang dibayar majikan, saya melarikan diri," kata Sakka di Nunukan, Kalimantan Timur seperti dilansir dari Antara, Kamis (21/6).

Menurut Sakka, dirinya terpaksa melarikan diri melalui perkebunan kelapa sawit karena tidak tahan lagi disiksa dengan pukulan setiap tidak turun bekerja.

"Saya sudah tidak tahan lagi dipukuli makanya saya lari lewat kebun-kebun. Selama 12 tahun itu sering dipukuli," ujar Sakka yang kini dalam penanganan Satgas Penanggulangan TKI Bermasalah Kabupaten Nunukan.

Dia menceritakan suka dukanya selama direkrut dari kampung halamannya di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan pada 2000 silam.

Saat itu dia dijanjikan bekerja di Sabah, Malaysia dengan gaji sebesar Rp 5 juta per bulan melalui perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) Aula beralamat Jalan Porsas Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur.

Ia mengaku pada awal masuk ke Sabah, Malaysia menggunakan paspor TKI. Namun setahun kemudian paspor tersebut diambil oleh majikannya sehingga selama 11 tahun bekerja tidak menggunakan dokumen kerja.

Sakka mengaku bekerja sejak tahun 2000 di perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kimlong Keningau Batu 22 Sabah Malaysia.

Selama bekerja di perusahaan milik warga Malaysia itu, dia mengaku tidak pernah menerima gaji. Sewaktu melarikan diri, sempat mengajak rekan-rekannya yang berjumlah ratusan orang itu. Tapi mereka merasa takut, apabila ditemukan kembali.

Setelah tiba di bandar (kota) itulah, Sakka mengaku tertangkap oleh aparat kepolisian Diraja Malaysia dan akhirnya dipenjara selama dua bulan ditambah hukuman cambuk dengan rotan.

Bukan hanya dengan pukulan yang mengakibatkan giginya hampir habis. Dia juga menyatakan seringkali mendapatkan pukulan, walaupun dalam keadaan sakit.

"Setiap tidak turun bekerja, pasti dipukuli. Walaupun saya sakit," katanya sambil memperlihatkan giginya yang ompong itu dan badannya yang penuh dengan bekas luka pukulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah..... karena Indonesia demokrasi...