Rabu, 30 Januari 2013

Dear Kampus Tercinta Part I (Buai aku dalam cengkrama)



Dear Kampus Tercinta IISIP Jakarta...

aku salah satu mahasiswa yang merasakan cinta di dalam buaian cintamu, Aku merasakan sensasi romantika yang mana itu bagian dari rasa cinta...


Dear Kampus Tercinta...

Entah aku harus mengulang kesalahan yang sama, menjadi seorang Psikopat yang senang menyiksa dan menganiaya karena suatu dendam terpendam,


Aku menganiaya perasaan ini.. aku dendam pada perasaanku sendiri...

aku mencambuknya seketika fikiranku meminta untuk memikirkannya,

aku menyayatnya seketika aku mendapati keadaan yang membuatku mengingatnya,

aku bahkan menelanjangi dan membuang jauh jauh saat aku merasakan kerinduan yang amat perih padanya....


Dunia ini hanya terasa manis saat melihatnya di berbagai tempatmu...

Tempat parkirmu yang membuatku terkesima pertama kali, Dia disana terlihat menawan, seperti memancarkan sinar dari punuknya yang membelakangiku...

dengan kemejanya...

dengan rambutnya yang terkuncir...


Kampus tercinta...

Mungkin aku hanyalah satu dari kepingan - kepingan lain yang mengaggumi keberadaannya,


Aku hanya...

Aku hanya ingin berucap, bahwa aku bukan mengagguminya, diberikan getaran lewat sikap - sikapnya memainkan peranan atas dirinya,

begitu rusuh dan kacau terlihat nampak jelas di mataku,


Aku tak pernah melihatnya berdua di manapun ia ku lihat...


Dear Kampusku...

Mata yang indah itu tak pernah ku lihat sebelumnya,

Lekuk dan bentuk mukanya yang menyita perhatianku,

yang mengingatkanku kepada Tuhan...


Entah kenapa, tiap hari dimana hari aku melangkah untuk datang mengunjungimu

aku selalu berdo'a agar Tuhan mempertemukanku hari ini,.... dengannya....


Dear kampusku... Aku ingin menceritakan sesuatu, pangkulah aku dan belaiku sejenak...


Pertama ..........Aku melihatnya duduk di kursi kursi jajaran ketiga dari kanan,

di kelas feature Jum'at pagi itu ia menjatuhkan handphone miliknya, menyita perhatian banyak mata, terutama aku...

menciutkan bibir pertanda tak setuju dengan tingkahnya yang begitu creep!! (aneh) , hanya memegang handphone saja gak becus !!

aku belum memancarkan sinar kesukaanku, hanya hari itu adalah hari dimana aku mengenalnya dari suatu keanehan...

 Kedua.............Aku kembali mengikuti kelas Feature di deretan belakang dimana manusia manusia tak eksis berada disana, aku mencoba untuk memperhatikan dosen yang sama sekali tidak menyenangkan, bersuara kecil, berbadan besar, ya itulah dosen milikmu,

Aku melihatnya beberapa menit kemudian kelas dimulai, ia duduk di deretan depan bagian tengah di baris kedua setelah kursi kursi pertama yang kosong,

Ia melihat sekeliling tempatnya berada, sayang tatapannya bukan tertuju kepadaku,

kelas memulai keilmuannya, dan dalam keheningan terjatuhlah isi tas dari pria aneh itu lagi, beberapa barangnya jatuh berantakan, dan yang masih teringat jelas di mataku sebotol insto kecil terbuang jauh dari tempatnya berada, hingga menita tubuhnya meraih botol itu dan sedikit melihatku...

Ya, hanya sedikit...

tapi disanalah cahaya kesukaanku mulai terjadi..

Ketiga...............Aku enggan rasanya menaiki lantai 4 dimana kuliah komunikasi massa harus aku jalani, aku mulai menaiki anak tangga sebelah kanan yang dekat jaraknya dengan laboratorium dan perpustakaan.

aku melihat sesosok pria aneh lewat di samping anak tangga berjarak kira-kira 5 meter dari hadapanku, ia seperti malaikat... tidak..tidak.. seperti jin yang tiba - tiba ada. Tuhan seperti menghibur kegundahanku hari itu, aku mulai cekatan menginjak satu persatu anak tangga untuk mengikuti langkahnya pergi sampai ia menghilang di telan langkahnya...

Aku kembali tersenyum di buaianmu kampusku....

Keempat.............Hari dimana aku kehausan, aku melangkahi jejak jejak lelah di sisi sisi ruanganmu, aku mulai merasakan kesegaran saat arah tujuanku kekantin disamping lapangan basket tempat para mahasiswa gaul bergerak dan berlagak bak seleb disana, aku mulai mendapatinya lagi di kantin siang itu..

Aku mencoba memanis maniskan wajahku yang sesunggunya memang tak manis sama sekali untuk dilihat siapapun yang ada disana.

percakapanku pertama kali...

"Beli Aqua dong!"

"Em, yang mana?"

"Botol aja!"

"Dingin?" diambilkannya

"Ya," Memberikan uang 3 ribu dan aku berlalu setelah melemparkan senyuman yang telah dilunasinya dengan senyuman kecil.

Kelima....................Jurnalistik elektronik, siempunya Marva edison selaku dosen di tempatmu membuatku pecah logika, pecah akal, pecah perasaan pula, karena kesal saat absensi memanggil namaku bak memanggil nama boneka voodoo yang sedang di jampi jampi sang dukun "alicha chanca!" , padahal dosen yang satu ini pasti orang cerdas dan pintar dapat membaca tulisan "Alica Chansa" menjadi "Alika Khansa".

Keluar kelas itu, aku mendapati kawan - kawan duduk di ujung pintu tangga, dia hadir dalam perbincangan bersama seorang rekan kuliahnya, teman - teman mencoba untuk berdiskusi dengannya. dan saat mereka selesai lalu pergi, aku mendapati dosen yang akan di ikutinya terlihat begitu cantik dan sexy

"Wow.. itu dosen?"

"Yoi, mantap ye? wuhuuw" campurnya

"haha..."

"gue masuk ah!" berlalu

Mungkin ia tak sadarkan diri...

Akupun tak menyadarinya...

Biarlah..

Keenam.......................Aku masuk perkuliahan kedua setelah Jurnalistik elektronik tadi, aku berusaha menahan apa yang aku rasakan detik dan menit tadi, perbincangan dengan beberapa kata singkat. aku mencoba duduk dengan salah seorang sahabat dulu, sesama pecinta alam, mendaki dan menaiki tebing sama sama,

"Gue lagi suka sama angkatan 2010 deh!"

"Siapa?" Sahutnya yang kebetulan angkatan 2010

"Ada deh pokoknya"

 "siapa!!!"

"em..."

"ada deh" kembali melanjutkan catatan pak Marva, oia dear... dosen pilihanmu yang satu itu hanya membuat jari jemari para mahasiswa varises nampaknya

"SIAPA ALIKA!!!"

"A..."

tersebutlah nama itu tepat disamping telinganya, ia tersenyum lebar dan melanjutkan percakapan

"Itu sih temen tidur gue,!"

"Serius...?? Demi Apa??"

"Iyalah!"

"Mau nomernya?"

"em,.. ngga ah!"

"Yakin?"

"Gue suka sama dia!"

"Iya..? Lo bisa suka juga sama cowo?" (ini percakapan nyebelin sumpah)

Gengsi rasanya untuk menerima tawaran sahabatku yang satu ini, bagaimanapun dia menjadi titik terang dan tertulis dalam sejarahku dengannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah..... karena Indonesia demokrasi...