Hari ini, aku mencari sebuah ketenangan yang sangat aku dambakan....
Entah dengan cara apa aku meredamkan segala problematika hidupku, perjalananku, bahkan duniaku...
hari ini...
Aku mencoba untuk melewati garis sakral, Hubungan Vertikal yang aku jalin sejak lahir.
Tuhan....
Kebimbangan bukan hanya satu, dua, atau tiga kali datang menghantui kehidupan..
Seakan akan semuanya membeku menjadi satu, tidak ada kebahagiaan, keramahtamahan, dan toleransi seperti apa yang pernah kau janjikan dalam kitab suci....
***
"Geta... gw On the way"
"Iya"
gue melaju dengan kecepatan 60 km/jam, kedua belah tangan nampak berusaha tegar untuk melawan kenyataan.
"Sebentar lagi, jam 3 Mulai.. Lo serius mau ikut gue?"
"IYA gue serius get, tapi boleh kan kalo gue ikut?"
"Iya boleh.. cuma...cuma..."
"Ah udah ayo cepet!"
Gue melangkah menuju tempat peribadatan agama yang sering berkontroversi dengan ajaran agama gue.
"Gereja Katolik" .
Langkah gue nampak ragu - ragu saat tiba di sana, seperti mencambuk perasaan Tuhan gue sendiri.
Kerumunan orang dengan mengemban kitab - kitab kecil seperti al - qur'an tetapi bukan, ya... itu injil...
gue nampak linglung di depan pintu besar, tersedia nampan yang berisi air untuk para umat.
mencelupkan jemari lalu menyilangkan pada dahi, bahu kanan dan kiri. sambil menyebutkan "atas nama Tuhan, Ibu, dan Roh kudus"
gue menganggukkan kepala seraya mempersilahkannya untuk menghargai sahabat gue saat sma Getha...
hati ini semakin mantap untuk masuk dan duduk bersama orang orang yang berbeda keyakinan dengan gue. langkah gue tenang sambil berjalan menatap beberapa pasang mata di deretan bangku bangku yang berjajar.
dan... gue mencoba untuk duduk dan ikut bersujud sebelum menduduki bangku dimana tempat gue akan tenang.
hati gue tetap dalam satu keyakinan, "Allah tahu apa yang sedang gue mau"
Dalam nyanyian, Khotbah, dan sesi pecah roti, gue menyaksikan bahkan menirukan sedikit demi sedikit apa yang di perintahkan pendeta, Meskipun lagu - lagu yang gue tau hanya "Ha Le Lu Ya"
gue tetap tenang , meski hati seperti memaksaku untuk hentikan...
suara dan irama serasa bernada dan sama,
tetapi kita tidak saling menyapa, di dalam gereja nampak seperti hanya "Tuhan, pendeta, dan Aku".
Mungkin di langit Arsy, Allah sedang memandangi kekonyolan hambanya,
berkali kali gue satukan kelima jemari gue menjadi sepuluh, tepat di depan wajah gue dan menunduk seakan akan sedang berbicara khusyuk dengan Yesus Kristus.
padahal di dalam hati ini, gue cuma mengingat satu nama .
Tuhan gue, yang memberikan kehendaknya dan membiarkan gue untuk menikmati Ibadah para manusia yang menduakannya dengan Yesus.
maksud di balik kedatangan gue ke Gereja, gue hanya ingin berdo'a bersama orang - orang yang berdo'a dengan cara dan tempat yang berbeda.
Khotib pun ga luput dari telinga gue,
beberapa kutipan Pendeta gue catat baik - baik...
" Allah (Dalam Bhasa Kristiani)... Tidak menyuruh kita untuk setengah - setengah dalam melakukan apapun...
Jangan Biarkan sebuah nampan kosong, karena disana akan ada banyak lalat, laba - laba, dan kotoran - kotoran yang akan masuk!
Tetapi.. Isilah nampan itu hingga penuh, sehingga kejernihan akan tampak disana, tidak ada sedikitpun celah untuk binatang dan kotoran maupun syetan yang masuk"
"Allah (Dalam Bhasa Krisitiani).... Menyayangi orang - orang Yahudi, hanya saja mereka tidak pernah menyadari kemuliaan yang telah di berikan kepada mereka"
"Allah (Dalam Bhasa Kristiani).... Adalah Zat yang akan senantiasa berada dalam cinta dan kasih kepada para hambanya"
Dari beberapa uraian kata "Yesus Kristus itu" Hampir tidak ada,...
dan... Bunda Maria,
adalah sosok ibu yang tahu segalanya mengenai kemuliaan,
yang memberikan arahan bagaimana cara mengasihi dan menyayangi sesama,
dan... Yesus Kristus,
adalah seorang pemberani yang mengorbankan dirinya untuk para umat...
Entahlah...
mungkin terlalu dini untuk menafsirkan tentang apapun,
gue senang berada di dekat orang - orang yang bertuhanseperti gue
meskipun kita pada dasarnya memiliki ajaran yang Berbeda.
Tetapi yang utama saat itu adalah TUHAN!
Tuhan , tidak pernah dapat kita temui,.
Tuhan, tidak pernah dapat kita sentuh,
Tuhan, tidak pernah dapat kita Tinggalkan....
sore ini gue menyelesaikan persembahan do'a untuk Tuhan...
bersama orang - orang beragama Kristen,
di sebuah Gereja ber-Pendeta
Trimakasih Sahabatku...
Aku tidak menemukan ketenangan di dalam sana,
aku tetap merasa dekat dengan Tuhanku dimanapun aku berada
Puisi Romantis untuk Tuhan yang Manis
Tuhan.... Bila akar akar berlumat di tubuh menjadi sebuah jeratan yang kuat melilit kehidupan
Aku tak segan untuk menancapkan pisau kemusyrikan di sana
Tuhan.... Bila tetesan air mata seperih Debu debu yang sengaja masuk membutakanku
Aku tak segan mencongkel keimananku pada mata yang berdebu
Tuhan.....
Sore ini adalah keromantisan yang beberapa kalinya telah aku rasakan...
Aku merasakan gusar di pusaran hatiku
aku mencoba untuk mendawai setenang buaian ibu,
tetapi kau menusukkan kekhusyuk-an di dalam hatiku untuk terus gusar dan memanggil namamu,
Yesus tak mampu mengalahkan kata "Allah"
Disanalah mereka menyebut namamu Untukku...
Dan disana pulalah kau mengingatkanku
meski dengan mulut lain,
meski dengan suara lain,
meski dengan tempat yang lain,
Cinta dan kasih sayangmu yang begitu besar ini
menandakan
Cinta dan keromantisan
antara tali Kasih Tuhanku Allah SAW
dan seorang hamba Alika Khansa...
K
kini aku sudah Lebih tenang 20 Januari 2013, atas nama cinta Kepada sang Pencipta....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah..... karena Indonesia demokrasi...